KUKAR, LINGKARKALTIM: Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menerima kunjungan kerja dari Wakil Ketua DPRD Kota Bontang beserta staf Komisi B DPRD Bontang pada hari Kamis, (10/7/2025) pagi.
Adapun tujuan daripada kunjungan tersebut ialah untuk mempelajari langsung strategi dan peran serta aktif pemerintah Kukar dalam hal ini Distanak Kukar khususnya bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terhadap pengembangan peternakan ayam pedaging atau broiler dan ayam petelur di wilayah Kutai Kartanegara.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar Muhammad Taufik melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Aji Gazali Rahman dalam pertemuan tersebut menjelaskan tentang peran dari pemerintah terhadap kelompok peternak khususnya peternakan unggas yakni ayam broiler dan ayam petelur ini sangat penting, karena peternak tersebut memberikan peran penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani pada masyarakat dan berbagai keperluan industri khususnya pangan, selain itu menjadi bukti nyata dalam meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya para peternak.
“Selama ini kebutuhan daging ayam broiler dan ayam petelur di Kukar sendiri mengalami surplus. Akan tetapi kita masih kekurangan daging ayam broiler maupun petelur untuk wilayah Kalimantan Timur secara keseluruhan, sehingga selama ini daging ayam broiler masih didatangkan dari luar daerah baik itu dari Sulawesi, Kalimantan Selatan maupun Jawa Timur dalam bentuk frozen atau beku,” ungkap Gazali kepada media lingkarkaltim.com.
Gazali juga menyampaikan berbagai bentuk dukungan terhadap sektor peternakan sudah secara rutin dilaksanakan oleh Distanak Kukar . Diantaranya menjalin bekerjasama dengan perusahaan sebagai mitra dengan peternak lokal.
“Peternak menyediakan kandang dan sarana prasarana (Sarpras) beserta anak buah kandang (ABK), nanti mitra itu yang menyuplai pakan, bibit dan obat-obatan. Selain itu untuk pemasarannya juga didukung langsung oleh mitra tersebut” ujarnya.
Sedangkan untuk ayam petelur selain dikembangkan melalui kemitraan dengan perusahaan, tidak sedikit juga yang dikembangkan secara mandiri oleh kelompok peternakan.
Lebih lanjut Gazali menjelaskan mengenai dukungan maupun bantuan yang diberikan kepada peternak ayam petelur dengan menggunakan sistem hibah. Bantuan tersebut berupa ayam pullet atau ayam yang sudah siap bertelur, kandang, dan pakan.
“Mekanismenya, misalkan dalam satu kelompok peternak ayam petelur ada 15 anggota, maka 1 anggota itu mendapatkan kandang, baterai untuk tempat ayam, tempat makan dan minum, ayam pullet sebanyak 18 ekor kemudian pakan ayam yang diberikan selama tiga bulan,” jelas Gazali.
Dirinya menerangkan bahwa peluang untuk peternak saat ini maupun yang akan datang itu bagus artinya jangan ragu untuk berternak unggas khususnya pedaging maupun petelur karena prospeknya cerah.
“Usaha ternak ayam ini tidak memerlukan tanah yang luas meski lokasinya harus jauh dari pemukiman,” katanya.
Dari pemaparan yang telah disampaikan, menurut Gazali tim dari DPRD Kota Bontang merespon dengan sangat positif dan antusias. Besar kemungkinan program-program peternakan di Kukar akan menjadi role model untuk diterapkan di Kota Bontang.(Adv/tri)










