Cegah Stunting, Pemdes Loh Sumber Gelar Rembuk Stunting

banner 468x60

KUKAR, LINGKARKALTIM : Pemerintah Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kukar menggelar rembuk stunting, di Halaman Kantor Desa Loh Sumber, Jum’at (20/6/2025).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Desa Loh Sumber Sukirno dan diikuti oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), Kader Pembangunan Manusia (KPM), Pondok Bersalin desa (Polindes), Posyandu balita, Ketua RT, LPM dan tamu undangan lainnya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita di bawah lima tahun, akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Stunting terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Stunting diukur berdasarkan tinggi badan anak dibandingkan dengan usianya. Anak yang tingginya berada di bawah batas ambang untuk usianya dianggap mengalami stunting.

Kepala Desa Loh Sumber Sukirno menjelaskan, rembuk stunting ini bagian dari upaya pemerintah desa untuk mencegah atau mengatasi persoalan stunting. Sementara kasus stunting di desa Loh Sumber tinggal 8 balita. Hal itu berdasarkan hasil verifikasi tim kesehatan di Loh Sumber, namun yang masih perlu diperhatikan secara instens terhadap pertumbuhan anak.

“Angka stunting di Loh Sumber mengalami penurunan menjadi 8 balita. Ini masih perlu diperhatikan secara detail terhadap pertumbuhan anak baik gizi dan lainnya, harus terjaga dan terpenuhi dengan baik,” jelas Sukirno pada Lingkarkaltim.

Ia menyebutkan, sebelumnya kasus stunting di Loh Sumber ada sekitar 10 balita  pada 2023 dan 2024 alami penurunan menjadi 7 balita.  Tapi hal itu telah diatasi dengan baik. Sementara upaya pemerintah desa Loh Sumber dalam penanganan stunting ialah, berkolaborasi dengan tim kesehatan, kader posyandu, puskesmas pembantu maupun fasilitas kesehatan lainnya.

“Stunting di Loh Sumber ini tak terlalu parah. Kita rutin melalukan koordinasi kepada bidan, kader posyandu, puskesmas pembantu, PKK dan lainnya terlibat aktif dalam penanganan stunting,” sebutnya.

Menurutnya, pencegahan stunting ini dapat dilakukan dari pemahaman orang tua. Jika orang tua paham terkait dengan kesehatan dirinya dan bayi, maka tak akan terjadi indikasi atau stunting.

“Memang masih ada sebagian orang tua yang belum memahami terkait kesehatan, yang dapat mengakibatkan stunting,” ucapnya.

Dalam hal ini, pemerintah desa juga secara rutin melakukan sosialisasi terkait kesehatan maupun tumbuhkembang anak. Terlebih kepada calon pengantin. Artinya pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah desa sejak dini.

Pada 2025 ini, pemerintah desa Loh Sumber merealisasikan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, membantu mencapai berat badan ideal sesuai usia, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

“Kami mengikuti intruksi dari pemerintah daerah, terkait menekan stunting di wilayah masing masing. Hal itu dilakukan dengan kerja bersama, ekstra sehingga stunting dapat ditekan,” tegasnya.

Dirinta berharap, melalui rembug stunting ini para kader posyandu, PKK dan lainnya dapat menyampaikan informasi ini kepada masyarakat, agar seluruh masyarakat desa Loh Sumber terus bebas dari stunting. (adv/kik)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *