KUKAR, Lingkarkaltim : Seoarang anak bernama Hafiz yang tenggelam di bawah Jembatan Kukar saat bermain di pinggir sungai mahakam bersama temannya, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, di perairan sungai mahakam Dusun Berhala Kecamatan Loa Kulu, Minggu (13/10/2024).
Jasad korban ditemukan pertama kalinya oleh warga setempat sekitar pukul 08.05 wita. Kemudian warga melaporkan hal tersebut kepada tim Sar, atas laporan itu tim Sar langsung menuju lokasi penemuan jasad korban tersebut.
Awal mula kejadian tenggelamnya korban yaitu usai pulang sekolah korban bersama teman temannya bermain di sekitar bawah jembatan dan berniat untuk berenang pada 10 Oktober 2024 sekitar pukul 16.30 wita.
Saat itu, ke Sungai Mahakam dengan menepi atau menyisir saat kondisi air tengah surut, namun nasib nahas yang dialami korban diduga terpleset sehingga terbawa oleh arus Sungai Mahakam dan tak bisa diselamatkan.
Koordinator Basarnas Samarinda Riqi Effendi menjelaskan, sejak kejadian itu tim Sar gabungan langsung melakukan pencarian korban. Berbagai upaya dilakukan dalam proses pencarian diantaranya penyelaman, penyisiran, secara tradisional menggunakan tanaman berduri, manuver air, hingga broadcast kepada seluruh pihak.
“Kita telah melakukan pencarian selama 4 hari, pada hari ke 4 korban telah ditemukan di perairan Berhala dengan kondisi mengapung telantang dan masih menggunakan celana sekolah,” jelas Riqi Effendi pada Lingkarkaltim.
Usai ditemukan jasad korban, korban langsung dievakuasi dan dibawa ke pos penjagaan Tempat Kejadian Perkara yaitu di bawah Jembatan serta dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A M Parikesit Tenggarong Seberang, untuk dilakukan visum dan pembersihan.
Sementara itu Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmatan) Kukar Fida Hurasani mengatakan, tim penyelamatan daerah terus optimalkan dalam proses pencarian korban, terlebih pada hari ketiga. Hak itu dilakukan karena diyakini posisi korban telah mengapung.
“Kami terus melakukan pencarian hingga malam hari, karena ini permintaan dari keluarga korban dan menjadi tugas tanggung jawab pemerintah, dalam melayani masyarakat,” kata Fida Hurasani.
Pihaknya menyadari pencarian korban hingga malam hari itu sangat berisiko dan butuh kejelihan sangat tajam. Hal itu telah dikoordinasikan dengan tim Basarnas, karena pemerintah daerah memiliki tanggung jawab sendiri.
“Meskipun SOP dari Basarnas pencarian hingga pukul 18.00 wita, tapi kita berbeda. Kami siap mengikuti permintaan dari keluarga korban dalam melakukan pencarian hingga batas waktu tak ditentukan,” tutupnya. (kik)