KUKAR, LINGKARKALTIM: Program bantuan peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara tak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga berdampak langsung pada pemenuhan gizi masyarakat, khususnya dalam penanganan stunting.
Kepala Distanak Kukar Muhammad Taufik melalui Staf Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, Nelva Aflinda, mengungkapkan bahwa bantuan ayam petelur yang diberikan kepada kelompok tani sejak 2024 telah menghasilkan telur segar yang sebagian dimanfaatkan untuk program gizi anak.
“Ada desa yang kepala desanya langsung membeli telur dari petani untuk dibagikan dalam program stunting. Ini sangat bermanfaat,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Menurut Nelva, keunggulan telur lokal adalah kesegarannya dibandingkan telur yang didatangkan dari luar daerah.
“Kalau telur dari Sulawesi, kita tidak tahu berapa lama perjalanannya. Telur lokal ini fresh, baru diambil pagi langsung dikonsumsi, sehingga kandungan nutrisinya lebih terjaga,” jelasnya.
Selain ayam petelur, Distanak Kukar juga menyalurkan bantuan bibit ternak lain seperti sapi, kambing, kerbau, kelinci, dan itik. Semua bantuan dilengkapi pelatihan teknis, mulai dari pembuatan kandang, penyediaan pakan, hingga penggunaan obat-obatan sederhana.
Program ini dirancang agar petani tidak hanya mengandalkan bantuan semata, tetapi juga mampu berproduksi secara mandiri.
“Kalau ayam petelur, satu bulan dipelihara sudah menghasilkan telur. Petani bisa menjual sebagian, mengonsumsi sebagian, dan langsung merasakan manfaatnya,” kata Nelva.
Persyaratan mendapatkan bantuan cukup ketat. Kelompok harus berbadan hukum, memiliki proposal resmi, dan seluruh anggota terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simlultan). Rekomendasi dari desa, BPP, dan camat juga menjadi dokumen wajib.
Nelva memastikan, program ini tidak terdampak efisiensi anggaran. Bahkan, minat terhadap bantuan ayam petelur terus meningkat, termasuk dari program pokok pikiran (pokir) anggota DPRD yang mengalokasikan anggaran untuk pengadaan ayam petelur omega dan probiotik.
Dengan ketersediaan telur lokal segar, program ini diharapkan menjadi salah satu solusi berkelanjutan dalam menekan angka stunting di Kukar, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dan kemandirian pangan desa.(IDN/ADV)
