KUKAR, LINGKARKALTIM: Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mempercepat transformasi pertanian menuju sistem yang lebih modern, efisien, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), Pemkab Kukar mendorong penggunaan alat dan teknologi pertanian sebagai bagian dari strategi besar memperkuat ketahanan pangan dan daya saing petani.
Plt. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distanak Kukar, Taufik, mengatakan bahwa modernisasi pertanian merupakan keniscayaan agar sektor ini tidak tertinggal di tengah tantangan global, terutama perubahan iklim dan dinamika pasar pangan.
“Petani kini tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara lama. Pemerintah hadir dengan dukungan alsintan, benih unggul, serta pelatihan untuk memastikan pertanian kita lebih efisien dan produktif,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).
Dalam satu dekade terakhir, Pemkab Kukar terus menginvestasikan sumber daya untuk memperkuat infrastruktur dan sistem pendukung pertanian. Mulai dari penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), penguatan kelembagaan petani, hingga peningkatan kapasitas SDM pertanian melalui pelatihan teknis di lapangan.
Menurut Taufik, arah kebijakan ini bukan hanya untuk mengejar hasil panen tinggi, tetapi juga membangun ekosistem pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.
“Modernisasi ini akan memudahkan petani mengelola lahan, mempercepat proses tanam dan panen, serta mengurangi biaya operasional. Hasilnya, produktivitas naik, kesejahteraan petani juga meningkat,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah juga memperluas kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan perguruan tinggi dan lembaga riset, guna mempercepat adopsi teknologi tepat guna di tingkat petani.
“Pendekatan kita bukan hanya teknis, tapi juga berbasis inovasi dan riset. Setiap langkah kebijakan diarahkan agar teknologi yang diterapkan benar-benar sesuai kebutuhan petani,” imbuhnya.
Meski demikian, Taufik mengakui bahwa tantangan adopsi teknologi masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Beberapa petani masih kesulitan mengoperasikan alsintan atau membutuhkan pendampingan intensif agar mampu beralih ke metode pertanian modern.
“Karena itu, pendampingan menjadi kunci. Kita tidak hanya memberi alat, tapi juga memastikan petani memahami cara menggunakannya dengan efektif,” katanya.
Ia optimistis, dengan konsistensi kebijakan dan dukungan berkelanjutan, sektor pertanian Kukar akan menjadi model pertanian modern yang tangguh dan adaptif di Kalimantan Timur.
“Transformasi ini bukan sekadar proyek jangka pendek, tapi pondasi bagi masa depan pangan daerah yang lebih kuat, efisien, dan mandiri,” tutup Taufik. (WAN/ADV)










