KUKAR, LINGKARKALTIM: Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar) terus melakukan langkah antisipasi terhadap dampak perubahan iklim yang dapat memengaruhi sektor pertanian. Meski saat ini wilayah Kukar masih berada dalam musim kemarau basah, potensi kekeringan tetap menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, menyebut bahwa kondisi hujan yang terjadi beberapa waktu belakangan bukanlah tanda musim penghujan penuh. Menurutnya, secara iklim, Kukar masih berada pada periode kemarau.
“Sebetulnya ini bukan puncak hujan, ini masih kemarau. Bisa dibilang kemarau basah. Sampai sejauh ini, kondisi masih aman,” ungkap Taufik saat ditemui Selasa (26/8/2025).
Meski demikian, ia menegaskan kekeringan tetap menjadi ancaman yang harus diantisipasi. Terlebih jika intensitas hujan semakin berkurang dalam beberapa bulan ke depan, maka lahan pertanian berpotensi mengalami kekurangan pasokan air.
“Yang justru kita khawatirkan itu kekeringan. Tapi Alhamdulillah sejauh ini masih ada hujan turun, meski tidak merata di semua wilayah,” tambahnya.
Selain ancaman kekeringan, Distanak Kukar juga terus mewaspadai potensi serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) atau hama penyakit. Untuk itu, regu pengendali hama telah dikerahkan ke sejumlah lokasi yang membutuhkan penanganan segera.
Menurut Taufik, regu pengendali hama yang dimiliki Distanak dibekali berbagai peralatan modern agar lebih efektif dalam menangani kasus di lapangan. Salah satunya adalah pemanfaatan drone yang dapat membantu dalam penyemprotan dan pengawasan area pertanian.
“Tim kami sudah bergerak ke beberapa tempat. Kalau ada yang membutuhkan pengendalian hama atau penyakit, regu ini bisa langsung turun, termasuk menggunakan drone,” jelasnya.
Penggunaan drone ini diharapkan dapat mempercepat respon terhadap laporan petani, sekaligus meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pengendalian OPT. Distanak bahkan berencana menambah jumlah perangkat untuk memperluas jangkauan layanan ke wilayah pedesaan.
“Rencananya akan ada penambahan unit drone agar IP (Indeks Pertanaman) bisa terus ditingkatkan dan produktivitas petani tetap terjaga,” tegas Taufik
Dengan langkah antisipasi ini, Distanak Kukar berharap sektor pertanian tetap bisa berjalan stabil meski dihadapkan pada tantangan iklim yang tidak menentu. Pemerintah daerah berkomitmen mendukung petani dengan fasilitas dan pendampingan agar hasil produksi tidak terganggu secara signifikan. (IDN/ADV)