KUKAR, LINGKARKALTIM: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh guru di wilayah tersebut mengantongi gelar sarjana. Langkah ini diwujudkan melalui program beasiswa 1.000 sarjana yang resmi dibuka sejak 21 Juli 2025 lalu.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, mengatakan program ini secara khusus menyasar guru PAUD, SD, dan SMP yang belum menyelesaikan pendidikan S1, namun telah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Ini adalah bentuk dukungan kami agar ke depan tidak ada lagi guru yang belum sarjana, karena itu adalah amanah undang-undang,” tegasnya, Jumat (15/8/2025).
Selain memenuhi ketentuan peraturan, Thauhid menilai peningkatan kualifikasi akademik guru merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
“Guru yang berpendidikan sarjana diharapkan memiliki kompetensi lebih baik dalam merancang dan menyampaikan materi pembelajaran,” ujarnya.
Tahun ini, anggaran sebesar Rp3,6 miliar digelontorkan untuk program tersebut. Rinciannya, Rp2 miliar dialokasikan bagi guru PAUD, sedangkan Rp1,6 miliar untuk guru SD dan SMP. Setiap penerima akan mendapatkan beasiswa senilai Rp20 juta.
Persyaratan utama bagi pendaftar adalah adanya surat keterangan aktif mengajar dari kepala sekolah, dilengkapi Surat Keputusan (SK) dan bukti sudah terdaftar di perguruan tinggi.
“Kami ingin memastikan bantuan ini tepat sasaran dan benar-benar dimanfaatkan untuk menyelesaikan studi,” kata Thauhid.
Program ini disambut positif oleh pihak sekolah. Kepala SMP Negeri 3 Tenggarong, Sariyani, menilai beasiswa ini menjadi motivasi penting bagi guru yang belum menyelesaikan pendidikan sarjana.
“Kadang guru kalau tidak ada dorongan dari pemerintah cenderung menunda melanjutkan kuliah. Dengan adanya beasiswa, hambatan biaya bisa teratasi,” ujarnya.
Thauhid berharap, setelah program berjalan optimal, tidak ada lagi guru di Kukar yang mengajar tanpa gelar sarjana.
“Selain meningkatkan kualitas pendidikan, ini juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesionalisme guru,” tambahnya.
Dengan target nol guru non-sarjana, Disdikbud Kukar optimistis mutu pendidikan di daerah akan semakin merata, sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk mencetak generasi unggul.(IDN/ADV)