KUKAR, LINGKARKALTIM: Festival Erau 2025 yang akan digelar pada 21–29 September mendatang tak hanya menjadi pesta budaya dan pariwisata, tetapi juga ruang edukasi bagi generasi muda. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar berkomitmen menghadirkan peran aktif pelajar dan mahasiswa dalam berbagai agenda kegiatan.
Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, mengatakan bahwa pelibatan generasi muda dalam Erau penting untuk menanamkan rasa cinta budaya sejak dini.
“Kita ingin anak-anak sekolah dan mahasiswa ikut ambil bagian, baik melalui tarian massal, atraksi budaya, maupun kepanitiaan teknis. Mereka harus merasakan bahwa budaya ini adalah milik bersama,” jelasnya dalam rapat persiapan erau, Rabu (3/9/2025).
Menurut Thauhid, salah satu agenda yang akan melibatkan pelajar adalah penampilan tari kolosal pada acara pembukaan di Stadion Rondong Demang. Ratusan siswa akan menampilkan tarian tradisional yang dikemas dengan menarik untuk memperkaya suasana pembukaan.
“Selain tari massal, beberapa sekolah juga akan kita libatkan dalam pawai budaya. Mereka akan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di nusantara untuk menunjukkan keragaman budaya Indonesia,” tambahnya.
Tak hanya sebatas tampil, generasi muda juga akan didorong untuk menjadi bagian dari tim kreatif, dokumentasi, hingga pendamping tamu undangan. Disdikbud menilai, pengalaman ini akan menjadi pembelajaran langsung di luar kelas.
“Erau bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Anak-anak bisa belajar soal manajemen acara, kerja tim, sekaligus memahami nilai filosofis dari prosesi adat. Inilah yang kami maksud pendidikan berbasis budaya,” tegas Thauhid.
Selain itu, pihak sekolah juga didorong memanfaatkan momentum Erau sebagai materi pembelajaran kontekstual. Guru dapat menjadikan festival ini sebagai media belajar sejarah, seni, dan sosial masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai lokal dapat tertanam lebih kuat di kalangan siswa.
“Budaya adalah identitas. Kalau generasi muda tidak dikenalkan sejak sekarang, mereka akan kehilangan akar. Erau adalah kesempatan emas untuk mempertemukan generasi sekarang dengan kearifan masa lalu,” ujarnya.
Thauhid berharap keterlibatan generasi muda dalam Erau 2025 dapat melahirkan kebanggaan kolektif sekaligus regenerasi penjaga tradisi. Menurutnya, pelibatan pelajar ini akan menjadi investasi jangka panjang agar warisan budaya tetap lestari.
“Kami ingin Erau bukan hanya meriah pada saat acara, tetapi juga meninggalkan bekas di hati anak-anak. Mereka kelak akan menjadi penerus yang menjaga dan mengembangkan kebudayaan Kutai,” tutup Thauhid. (IDN/ADV)