KUKAR, LINGKARKALTIM: Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) terus memperkuat sistem tata niaga hasil pertanian guna menjamin harga jual yang stabil dan menguntungkan bagi petani.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik menilai bahwa produktivitas pertanian yang tinggi akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan distribusi yang baik. Menurutnya, banyak petani mengalami kerugian karena harga jatuh saat panen raya.
“Produksi tinggi itu penting, tapi kalau distribusinya macet atau harganya anjlok, petani tetap rugi. Maka tata niaga harus jadi perhatian,” ujarnya, Sabtu (16/8/2025).
Salah satu langkah yang dilakukan Pemkab Kukar adalah menjalin kemitraan dengan pelaku usaha, koperasi, hingga pasar modern agar penyerapan hasil pertanian lebih terjamin.
“Kita ingin petani tidak lagi tergantung pada tengkulak. Mereka harus punya akses langsung ke pasar dengan harga yang lebih adil,” jelas Taufik.
Selain itu, Pemkab Kukar juga menyiapkan program digitalisasi pemasaran melalui platform online yang bisa membantu petani menjangkau konsumen lebih luas. Inovasi ini diharapkan mampu memotong rantai distribusi yang terlalu panjang.
“Kalau jalur distribusi bisa dipangkas, otomatis harga yang diterima petani lebih baik dan konsumen pun bisa menikmati harga yang lebih stabil,” tambahnya.
Langkah lain yang tengah dipersiapkan adalah pembangunan gudang penyimpanan hasil pertanian di beberapa kecamatan. Gudang tersebut berfungsi menjaga stok sekaligus menekan fluktuasi harga.
“Dengan adanya cold storage dan gudang, hasil pertanian bisa bertahan lebih lama, sehingga petani tidak terpaksa menjual dengan harga rendah saat panen raya,” terang Taufik.
Pemerintah berharap strategi ini dapat mendorong keberlanjutan pertanian di Kukar serta meningkatkan kesejahteraan petani secara merata.
“Kesejahteraan petani adalah prioritas. Maka distribusi dan tata niaga harus sama kuatnya dengan program peningkatan produksi,” tutup Taufik.(IDN/ADV)