Dorong Ekonomi Sirkuler di Kecamatan Anggana, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga Fasilitasi Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu bagi Kelompok Wanita Tani

banner 468x60

KUKAR,LINGKARKALTIM: PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) menyelenggarakan pelatihan tentang replikasi pertanian terpadu berbasis maggot dan budidaya lele bioflok bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. Pelatihan ini merupakan bagian dari program pelibatan dan pengembangan masyarakat, yaitu Program SI TERANG, kependekan dari Sinergi Pertanian Organik, Budidaya Maggot dan Peternakan Kecamatan Anggana, yang tahun 2025 ini telah memasuki tahun kelima. Kegiatan pelatihan berlangsung di Rumah Maggot Anggana, Desa Sungai Mariam, pada 2 September 2025 dan diikuti oleh 70 peserta.

Para peserta berasal dari tujuh KWT, yakni KWT Berseri, KWT Rumpun Cemara, KWT Anggrek Jaya, KWT Sri Rejeki, KWT Cendana Makmur, KWT Mawaddah, dan KWT Tanjung Flamboyan. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, PHSS berkolaborasi dengan Rumah Maggot Anggana (RMA). Kegiatan itu dihadiri oleh Pj Kepala Desa Sungai Mariam Wahyu, staf Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Heni, Ketua Rumah Maggot Anggana Sujatmiko Ariwibowo, dan Praktisi Budidaya Ikan Lele Bioflok Nanang.

Read More
banner 300x250

Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Dony Indrawan menyampaikan bahwa Perusahaan berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau CSR Perusahaan melalui program-program pelibatan dan pengembangan masyarakat atau Community Involvement & Development (CID) yang mampu mendukung pengembangan ekonomi dan kemandirian masyarakat, serta pelestarian lingkungan. “Kami percaya bahwa pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan Perusahaan merupakan langkah strategis untuk memastikan efektivitas, dampak positif, dan keberlanjutan program,” tuturnya.

Menurut Dony, Program SI TERANG yang dinisiasi oleh PHSS berhasil membuktikan bahwa inovasi dalam pengelolaan sampah organik dapat diintegrasikan dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya kelompok rentan, yaitu perempuan di desa. “Di program ini, kami mendorong replikasi sistem pertanian terpadu berbasis maggot dan budidaya lele bioflok yang melibatkan kelompok wanita tani sehingga diharapkan akan mendukung pemberdayaan kelompok rentan serta menjadi contoh penerapan pendekatan ekonomi sirkuler dalam pelaksanaan program CID Perusahaan yang berkelanjutan,” jelasnya.

Dengan pendekatan kolaboratif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk kelompok tani, pemerintah daerah, praktisi di bidangnya, program ini diharapkan terus berkembang menjadi model berkelanjutan yang dapat direplikasi di desa-desa lain di wilayah operasi Perusahaan.

Pelatihan ini dimulai dengan registrasi dan pre-test untuk mengukur pemahaman awal para peserta dan dilanjutkan sambutan pembukaan oleh perwakilan Perusahaan dan Pj Kepala Desa Sungai Mariam yang mewakili Camat Anggana. Materi pertama disampaikan oleh Ketua Rumah Maggot Anggana mengenai budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi masalah sampah organik rumah tangga yang tidak terangkut di wilayah Anggana yang mencapai sekitar 45,3 persen. Melalui demonstrasi penggunaan Mago Box.

Para peserta diperkenalkan dengan konsep ekonomi sirkular sederhana yang dapat menghasilkan pakan alternatif ternak maupun ikan.

Sesi kedua menghadirkan praktisi budidaya perikanan dengan teknologi bioflok yang memberikan penjelasan mengenai konsep, persiapan media seperti penggunaan garam dan probiotik, serta demo penebaran benih lele dan penggunaan aerator. Peserta juga berkesempatan melakukan praktik langsung pemasangan kolam bioflok yang menjadi bekal teknis penting bagi kelompok tani dalam pengembangan usaha secara mandiri. Rangkaian kegiatan semakin interaktif dengan sesi tanya jawab teknis, evaluasi pasca pelatihan melalui post-test, serta sesi kuis bagi peserta.

Melalui program ini, PHSS mendorong sinergi multipihak antara masyarakat, pemerintah, akademisi dan sektor swasta dalam mewujudkan model ekonomi sirkular berbasis desa. Hal ini sejalan dengan kebutuhan untuk menghadirkan alternatif pakan yang lebih ekonomis dan berkelanjutan, sekligus menjawab tantangan pengelolaan sampah organik rumah tangga.

Peserta pelatihan menyampaikan apresasi kepada Perusahaan atas terselenggaranya kegiatan ini. Staf BPP Kecamatan Anggana, Heni, menyampaikan, “Terima kasih kepada PHSS atas penyelenggaraan kegiatan pelatihan pengembangan budidaya ikan lele berbasis maggot hari ini. Semoga ke depannya semakin sukses, dan ibu-ibu KWT di Kecamatan Anggana semakin jaya dan makmur.”

Sementara itu, Ketua Rumah Maggot Anggana, Sujatmiko Ariwibowo, turut menyampaikan apresiasinya kepada PHSS atas terlaksananya kegiatan pelatihan pengelolaan sampah atau limbah yang diolah menjadi maggot dan dijadikan pakan ikan. ”Harapan saya ke depannya, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi KWT lainnya,” imbuhnya.

Ketua KWT Tanjung Flamboyan, Elizabeth Novi, juga mengungkapkan manfaat program ini bagi kebutuhan pangan keluarga, “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami, ibu-ibu rumah tangga, yang tergabung dalam KWT. Semoga ke depannya kegiatan ini bisa mencukupi untuk swasembada pangan keluarga kami, terutama untuk kelompok KWT.

Senada dengan itu, praktisi budidaya bioflok, Nanang, juga menambahkan, Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk ibu-ibu KWT dan ke depan mereka menjadi mandiri untuk menjalankan kegiatan budidaya maggot dan lele bioflok ini.(*)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *