KUKAR, LINGKARKALTIM: Program Tanoto Foundation yang berfokus pada pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendapat apresiasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar. Salah satu bentuk dukungannya diwujudkan melalui program Rumah Anak Sigap yang kini telah berjalan memasuki tahun keempat.
Plt. Sekretaris Disdikbud Kukar, Pujianto, menjelaskan bahwa program tersebut memberikan pendampingan pada kelompok masyarakat yang tergabung dalam Rumah Anak Sigap. Program ini telah dilaksanakan di sembilan desa dan kelurahan yang tersebar di tiga kecamatan.
“Ini sudah berjalan cukup lama. Sudah tiga tahun, dan sekarang di tahun keempat dilakukan review kembali sesuai perjanjian kerja sama,” ujar Pujianto pada Jumat (3/9/2025).
Menurutnya, sasaran program ini mencakup anak usia 0–3 tahun melalui Rumah Anak Sigap serta anak usia 4–6 tahun melalui Sekolah Anak Sigap. Para pendamping direkrut langsung dari warga setempat agar lebih dekat dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Para pendamping tersebut tidak hanya berperan dalam kegiatan belajar anak, tetapi juga memberikan edukasi kepada orang tua. “Mereka membantu pengasuhan, memberikan parenting kepada orang tua, serta mengajarkan pola pengasuhan yang benar dan pendidikan yang baik,” jelas Pujianto.
Ia menilai, hasil dari program ini sangat baik. Antusiasme warga masih tinggi untuk melibatkan anak-anak mereka dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di pos-pos PAUD, Rumah Anak Sigap, maupun Sekolah Anak Sigap.
“Ini menunjukkan bahwa program ini benar-benar masuk ke hati masyarakat, diterima dengan baik, dan memberikan manfaat nyata bagi warga,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Pujianto menjelaskan bahwa program Rumah Anak Sigap lebih menitikberatkan pada pemberian materi teori pendidikan dan pengasuhan anak usia dini. Dalam praktiknya, anak-anak dikenalkan pada cara belajar dengan stimulus dan respon yang tepat sesuai tahap perkembangan.
Untuk mendukung pembelajaran tersebut, fasilitas di Rumah Anak Sigap dilengkapi dengan Alat Permainan Edukatif (APE) dan perlengkapan lainnya. Hal ini diharapkan dapat membantu anak-anak belajar sambil bermain secara lebih optimal.
“Kalau saya cermati, hasilnya luar biasa. Warga masih antusias, anak-anak terfasilitasi, dan orang tua mendapat pengetahuan baru tentang pengasuhan. Jadi ini benar-benar memberi dampak positif,” tutup Pujianto. (WAN/ADV)