KUKAR, LINGKARKALTIM: Upaya memperkuat ketahanan pangan di wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) terus dilakukan secara masif. Kecamatan Tenggarong Seberang menjadi salah satu fokus pengembangan pertanian modern di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dengan langkah-langkah konkret yang kini mulai menunjukkan hasil.
Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, menyebutkan bahwa daerahnya memiliki peran vital sebagai sentra produksi padi yang telah lama menopang kebutuhan pangan Kukar. Dengan posisi strategis tersebut, pihak kecamatan kini berfokus pada transformasi sistem pertanian tradisional menuju pengelolaan modern dan efisien.
“Tenggarong Seberang ditetapkan sebagai salah satu daerah penyangga pangan IKN. Maka, kami berkomitmen menata kembali sistem pertanian agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Ia memaparkan bahwa proses transformasi tersebut mencakup banyak hal, mulai dari penataan tata air, perbaikan jaringan irigasi dan akses jalan tani, hingga optimalisasi penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).
“Kami sekarang tengah berfokus pada normalisasi sungai dan pengembangan embung di beberapa desa. Program ini untuk menjamin ketersediaan air bagi lahan sawah, khususnya saat musim kemarau,” terang Tego.
Sebagai contoh, embung di Desa Bangun Rejo telah mampu mengairi ratusan hektare sawah yang sebelumnya rawan kekeringan. Menurut Tego, program semacam ini hanya bisa berjalan baik karena adanya kerjasama lintas sektor antara pemerintah kecamatan, Dinas PU Perkim, dan kelompok tani di lapangan.
Namun, ia menegaskan bahwa pembangunan fisik bukan satu-satunya langkah penting. Peningkatan kemampuan petani dalam mengelola pertanian modern juga menjadi prioritas. Pemerintah kecamatan bersama penyuluh pertanian secara rutin memberikan pendampingan dan pelatihan kepada petani agar lebih cepat beradaptasi dengan teknologi baru.
“Petani harus kita dorong agar berpikir maju. Dengan pemahaman yang baik soal mekanisasi dan efisiensi lahan, hasil panen bisa meningkat tanpa memperluas areal tanam,” ungkapnya.
Tego menilai, percepatan modernisasi pertanian di Tenggarong Seberang membutuhkan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak. Ia optimistis, dengan sinergi antara pemerintah daerah, petani, dan lembaga teknis, sektor pertanian akan menjadi lebih tangguh menghadapi tantangan ke depan.
“Kalau semua bergerak seirama, Tenggarong Seberang akan siap menjadi salah satu pilar ketahanan pangan Kukar sekaligus IKN,” pungkasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distanak Kukar, Taufik, menambahkan bahwa arah pembangunan pertanian saat ini memang difokuskan pada modernisasi berbasis efisiensi dan keberlanjutan.
Menurutnya, Pemkab Kukar secara konsisten mengalokasikan dukungan berupa alsintan, benih unggul, serta program pelatihan teknis untuk meningkatkan kapasitas petani menghadapi tantangan perubahan iklim dan fluktuasi pasar pangan.
“Pertanian modern tidak bisa dihindari. Kita ingin petani bekerja lebih cepat, lebih hemat biaya, dan hasilnya lebih tinggi. Itulah esensi dari modernisasi yang sedang kita jalankan bersama,” ujarnya.
Taufik juga menekankan pentingnya kemitraan dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian guna mempercepat penerapan inovasi di lapangan.
“Pendekatan ilmiah akan memperkuat fondasi pertanian kita, bukan hanya untuk meningkatkan hasil panen, tapi juga memastikan keberlanjutannya dalam jangka panjang,” tutupnya. (WAN/ADV)










