Distanak Kukar Soroti Tantangan Pupuk, Biaya Produksi, dan Iklim dalam Optimalisasi Lahan Pertanian

Sawah Milik Warga di Tenggarong Seberang
Sawah Milik Warga di Tenggarong Seberang
banner 468x60

KUKAR, LINGKARKALTIM: Upaya pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam mengoptimalkan lahan pertanian terus dilakukan, namun di sisi lain masih dihadapkan pada berbagai tantangan serius. Selain persoalan irigasi dan infrastruktur, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar mencatat tiga kendala utama yang kini dihadapi petani, yakni kelangkaan pupuk bersubsidi, tingginya biaya produksi, dan dampak perubahan iklim.

Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, mengungkapkan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi sering menjadi masalah rutin di lapangan, terutama saat musim tanam serentak. Kondisi ini membuat sebagian petani kesulitan memulai tanam tepat waktu.

Read More
banner 300x250

“Distribusi pupuk masih jadi tantangan besar. Kuota dari pusat terbatas, sementara kebutuhan petani terus meningkat. Akibatnya, ada yang terpaksa menunda tanam atau membeli pupuk non-subsidi dengan harga tinggi,” ujar Taufik pada Rabu (29/10/2025).

Ia menambahkan, tingginya biaya operasional pertanian juga menjadi kendala dalam upaya optimalisasi lahan. Harga bahan bakar, sewa alat, serta tenaga kerja terus meningkat, sementara harga jual hasil pertanian tidak selalu stabil. Kondisi ini membuat petani ragu memperluas lahan garapan karena khawatir tidak menutupi biaya produksi.

“Petani butuh jaminan harga dan kemudahan akses pembiayaan. Kalau tidak ada insentif, sulit mengajak mereka menggarap lahan tidur,” jelasnya.

Selain itu, Taufik juga menyoroti perubahan pola iklim yang semakin sulit diprediksi. Pergeseran musim tanam menyebabkan banyak petani gagal panen karena kekeringan di awal tanam atau banjir saat fase pertumbuhan.

“Dulu petani bisa memprediksi musim hujan dengan mudah, tapi sekarang sulit. Ada wilayah yang kekeringan panjang, sementara di daerah lain justru tergenang,” tambahnya.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Distanak Kukar berupaya mendorong petani beralih ke pupuk organik dan pengelolaan lahan adaptif iklim, dengan dukungan teknologi informasi dari BMKG dan penyuluh pertanian lapangan.

“Kami sedang memperluas pelatihan pembuatan pupuk organik dan penerapan sistem tanam adaptif. Harapannya, petani tidak tergantung penuh pada pupuk kimia dan tetap bisa tanam meski cuaca ekstrem,” tutur Taufik.

Ia juga menegaskan perlunya sinergi lintas sektor, terutama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi, dan lembaga keuangan, agar petani mendapat dukungan modal dan akses pasar yang lebih luas.

“Pertanian tidak bisa berdiri sendiri. Semua pihak harus terlibat supaya optimalisasi lahan benar-benar berjalan efektif,” tegasnya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, Distanak Kukar tetap optimistis bahwa melalui pendampingan intensif, digitalisasi data petani, serta dukungan program pusat, potensi lahan pertanian di Kukar akan terus berkembang menuju kemandirian pangan berkelanjutan. (WAN/ADV)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *