KUKAR, LINGKARKALTIM: Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat sektor hortikultura sebagai salah satu pilar utama pembangunan pertanian berkelanjutan. Melalui berbagai program dan sinergi lintas sektor, Distanak berupaya mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas hasil hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, mengatakan pengembangan hortikultura menjadi salah satu prioritas daerah karena memiliki potensi ekonomi tinggi, terutama pada komoditas seperti cabai, tomat, bawang merah, semangka, dan sayuran dataran rendah.
“Hortikultura adalah subsektor yang cepat tumbuh dan memberikan nilai tambah tinggi bagi petani. Karena itu, kami fokus memperkuat sisi produksi, kualitas, dan akses pasar,” ujar Taufik, Rabu (29/10/2025).
Ia menjelaskan, strategi peningkatan hortikultura di Kukar dilakukan melalui tiga pendekatan utama: peningkatan kapasitas petani, penguatan infrastruktur pertanian, dan pengembangan pasar hasil pertanian.
Pertama, dari sisi sumber daya manusia, Distanak terus memberikan pelatihan budidaya hortikultura modern, seperti penggunaan pupuk organik, sistem irigasi tetes, dan teknik tanam berkelanjutan. Pendampingan ini juga melibatkan penyuluh pertanian di setiap kecamatan agar petani mampu menerapkan inovasi yang sesuai dengan kondisi lahan.
“Kami dorong petani untuk beralih ke sistem pertanian ramah lingkungan dan efisien air. Ini penting untuk menghadapi perubahan iklim dan menjaga kesuburan tanah,” katanya.
Kedua, dalam aspek infrastruktur, Distanak bekerja sama dengan Dinas PUPR untuk memperbaiki sarana irigasi dan jaringan air di beberapa kawasan sentra hortikultura. Selain itu, dukungan pemerintah pusat melalui bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta program optimasi lahan turut memperkuat produksi di lapangan.
“Air adalah kunci dalam budidaya hortikultura. Karena itu, kami sinergikan program perbaikan irigasi dengan peningkatan indeks pertanaman agar produksi lebih stabil,” jelasnya.
Ketiga, dalam bidang pemasaran, Distanak Kukar mulai membangun kemitraan antara kelompok tani, koperasi, dan pelaku UMKM untuk menampung hasil panen hortikultura. Dinas juga memfasilitasi promosi produk melalui pameran pertanian dan digitalisasi pemasaran agar produk lokal Kukar bisa menjangkau pasar lebih luas.
“Kami ingin petani tidak hanya bisa memproduksi, tapi juga memahami rantai nilai pasar. Itu sebabnya kami bantu dari sisi pengemasan, branding, dan akses permodalan,” ungkap Taufik.
Selain fokus pada peningkatan produktivitas, Distanak Kukar juga memperkuat data kelompok tani hortikultura melalui sistem digital SIMLUTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian). Pembaruan data ini penting untuk memastikan program bantuan, pelatihan, dan pembiayaan tepat sasaran.
“Dengan data yang valid, kami bisa mengetahui daerah mana yang potensial dikembangkan untuk komoditas tertentu, termasuk cabai, bawang, atau buah-buahan,” tambahnya.
Taufik menegaskan, penguatan hortikultura bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, tetapi juga bagian dari strategi hilirisasi pertanian Kukar agar produk hortikultura dapat diolah menjadi produk bernilai tambah.
“Ke depan, kami ingin hortikultura Kukar tidak hanya dikenal sebagai penghasil bahan segar, tapi juga olahan berkualitas seperti sambal, bumbu siap saji, dan produk kemasan lokal,” ujarnya.
Langkah ini, lanjut Taufik, merupakan bagian dari komitmen Distanak Kukar dalam mendukung visi pembangunan ekonomi hijau dan non-ekstraktif, serta memperkuat peran Kukar sebagai penyangga pangan utama Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Dengan memperkuat hortikultura, kita bukan hanya menumbuhkan ekonomi petani, tapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian daerah,” pungkasnya. (WAN/ADV)










